Perbedaan Besi H Beam dan WF



Apa Itu H-Beam

H-beam (juga dikenal sebagai Balok-I, balok-W (untuk "flensa lebar"), balok baja canai (RSJ), atau balok-T ganda (terutama dalam bahasa Polandia dan Jerman)) adalah balok dengan balok I- atau H- berbentuk penampang. Elemen horizontal berupa flensa, sedangkan elemen vertikal berupa badan. Persamaan balok Euler-Bernoulli menunjukkan bahwa ini adalah bentuk yang sangat efisien untuk memikul lentur dan geser pada bidang badan. Di sisi lain, penampang melintang mempunyai kapasitas yang berkurang pada arah melintang, dan juga tidak efisien dalam memikul torsi, sehingga penampang struktur berongga sering kali lebih disukai.
Ada dua bentuk sinar-H standar:

* Rolled I-beam, dibentuk dengan cara hot rolling, cold rolling atau ekstrusi (tergantung bahan).
* Pelat gelagar, dibentuk dengan mengelas (atau kadang-kadang membaut atau memukau) pelat.

H-beam umumnya terbuat dari baja struktural tetapi juga dapat dibentuk dari aluminium atau bahan lainnya. Jenis balok-I yang umum adalah balok baja canai (RSJ) - terkadang salah diartikan sebagai balok baja bertulang. Standar Inggris dan Eropa juga menetapkan Universal Beams (UBs) dan Universal Columns (UCs). Bagian ini memiliki flensa paralel, berbeda dengan ketebalan flensa RSJ yang bervariasi. UC memiliki lebar dan kedalaman yang sama atau hampir sama, sedangkan UB lebih dalam.

H-beam yang direkayasa dari kayu dengan papan serat dan/atau kayu veneer laminasi juga menjadi semakin populer dalam konstruksi, terutama perumahan, karena lebih ringan dan tidak mudah melengkung dibandingkan balok kayu solid. Namun ada kekhawatiran mengenai hilangnya kekuatan mereka dengan cepat jika terjadi kebakaran jika tidak dilindungi.

H-beam banyak digunakan dalam industri konstruksi dan tersedia dalam berbagai ukuran standar. Tabel tersedia untuk memudahkan pemilihan ukuran balok baja I yang sesuai untuk beban yang diterapkan. Balok-I dapat digunakan baik sebagai balok maupun kolom.

Keunggulan Besi H Beam

  • Pengerjaan dengan material besi ini relatif cepat karena dapat dilakukan di pabrik.
  • Secara struktur, H beam tersedia dan sudah siap pakai.
  • Besi ini dapat disambung dengan berbagia metode, seperti pengelesan dan penempaan.
  • Dapat diaplikasikan ke dalam berbagai varian bentuk.
  • Besi H beam, secara struktur merupakan baja fleksibel, sehingga dinamis dan dapat ‘berubah’, hal ini sangat penting untuk menyesuaikan dengan gempa atau kekuatan angin ketika sudah menjadi kerangka bangunan.

Kekurangan H-Beam

H-beam dapat digunakan sendiri-sendiri, atau digabungkan dengan material lain, biasanya beton. Desain dapat diatur oleh salah satu kriteria berikut:
  • Defleksi - kekakuan balok-I akan dipilih untuk meminimalkan deformasi
  • Getaran - kekakuan dan massa dipilih untuk mencegah getaran yang tidak dapat diterima, khususnya di lingkungan yang sensitif terhadap getaran, seperti kantor dan perpustakaan
  • Keruntuhan lentur karena luluh - dimana tegangan pada penampang melebihi tegangan luluh
  • Kegagalan lentur karena tekuk torsi lateral - dimana flensa dalam keadaan tekan cenderung melengkung ke samping atau seluruh penampang melengkung secara torsi
  • Kegagalan lentur karena tekuk lokal - dimana flensa atau jaring sangat ramping sehingga dapat tertekuk secara lokal
  • Luluh lokal - disebabkan oleh beban terpusat, misalnya pada titik tumpu balok
  • Kegagalan geser - saat jaring gagal. Jaring ramping akan runtuh karena tekuk, beriak dalam fenomena yang disebut aksi medan tegangan, namun kegagalan geser juga tertahan oleh kekakuan flensa.
  • Tekuk atau luluhnya komponen - misalnya, pengaku yang digunakan untuk memberikan stabilitas pada jaringan balok-H

Perbedaan Besi H Beam dan WF

1. Beda Bentuk dan Dimensi

Jika dimensi lebar dan tinggi sama (150 mm x 150 mm atau 200 mm x 200 mm) maka itu adalah besi H Beam. Sebaliknya jika ukuran dimensinya berbeda (400 mm x 200 mm atau 300 mm x 150 mm), dapat dipastikan itu adalah besi WF.

2. Perbedaan Harga

Dari segi harga kedua jenis besi ini terdapat perbedaan yang cukup jauh karena perbedaan dimensi dari keduanya. Untuk besi WF yang memiliki dimensi sedikit lebih besar, harga jual di pasaran mulai dari Rp15.200 per kg atau Rp2.553.600 per batang untuk ukuran 150 x 75 x 5 x 7 mm, sampai dengan Rp15.900 per kg atau Rp17.092.600 per batang. dalam ukuran 500 x 200 x 10 x 16 mm.

Sedangkan untuk besi H beam harga pasarannya Rp1.289.972 sampai Rp1.430.600 per batang dengan ukuran 100 x 100 x 6 x 8 mm x 6 meter. Kemudian Rp28.896.000 menjadi Rp31.992.000 per batang dengan ukuran 400 x 400 x 13 x 21 mm x 12 meter.

Previous Post Next Post